Kita—manusia,
hanyalah sebuah materi yang sangat kecil di tengah tata surya yang juga tidak
ada apa-apanya di tengah ratusan galaksi yang terdiri dari seratus miliar lebih
bintang dimana matahari merupakan bintang paling kecil di antara miliaran
bintang tersebut.
وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا
مَّحْفُوظًا ۖ وَهُمْ عَنْ
آيَاتِهَا مُعْرِضُونَ ﴿٣٢﴾
“Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun
mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah) itu (matahari, bulan,
awan, dan lain-lain)” (QS. al-Anbiya’
[21]: 32)
Sumber: www.hindustantimes.com |
Ini adalah
gambar galaksi kita yang sederhana dan kecil bentuknya karena hanya terdiri
dari seratus miliar bintang. Galaksi yang kita tempati ini disebut galaksi Bima
Sakti (Milky Way/Kabut Susu) karena warnanya yang putih seperti susu. Galaksi
ini memiliki bentuk spiral berlengan. Sementara matahari sama sekali tidak
tampak pada gambar ini. Tetapi letaknya kira-kira di sekitar ujung spiral
bagian kiri. Di tengah alam semesta, matahari hanyalah sebuah noktah yang
sangat kecil dan hampir tak terlihat sama sekali.
Allah berfirman,
“Apakah penciptaan kalian yang lebih hebat
ataukah langit yang telah dibangun-Nya? Dia telah meninggikan bangunan-Nya lalu
menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan
siangnya (terang-benderang). Dan setelah itu bumi Dia hamparkan. Darinya Dia
pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung Dia
pancangkan dengan teguh.” (QS. an-Nazi’at [79]: 27-32)
Ketika langit
malam cerah, dengan mata telanjang kita akan bisa melihat sekitar lima ribu
bintang. Tetapi dengan menggunakan teleskop, kita akan bisa melihat lebih dari
dua juta bintang. Bahkan, dengan teleskop terhebat di dunia yang terdapat di
Mount Palomar, Amerika Serikat, mampu melihat miliaran bintang.
قُلْ
أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ
وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَندَادًا ۚ ذَٰلِكَ
رَبُّ الْعَالَمِينَ ﴿٩﴾ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا
وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِّلسَّائِلِينَ
﴿١٠﴾ ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ
ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ ﴿١١﴾ فَقَضَاهُنَّ
سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَىٰ فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا ۚ وَزَيَّنَّا
السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ۚ ذَٰلِكَ
تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ﴿١٢﴾
“Katakanlah, ‘Pantaskah
kalian ingkar kepada Rabbnya yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kalian
adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah Rabb seluruh alam.’ Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung
yang kukuh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan
makanan-makanan (bagi penghuni)nya dalam empat masa, memadai untuk (memenuhi
kebutuhan) mereka yang memerlukannya. Kemudian Dia menuju ke langit dan
(langit) itu masih berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya (langit) dan
kepada bumi, ‘Datanglah kalian
menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa.’ Keduanya menjawab, ‘Kami
datang dengan patuh.’ Lalu
diciptakan-Nya tujuh langit dalam dua masa dan pada setiap langit Dia
mewahyukan urusan masing-masing. Kemudian langit yang dekat (dengan bumi), Kami
hiasi dengan bintang-bintang, dan (Kami ciptakan itu) untuk
memelihara.Demikianlah ketentuan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.” (QS. Fushshilat [41]: 9-12)
Kuatnya cahaya
bintang yang dilihat dari bumi diukur dengan skala magnitudo. Bintang yang
paling terang memiliki magnitudo -1 atau 0. Kita bisa melihat bintang dengan
mata telanjang sampai dengan magnitudo 6.
Sumber: www.astronet.ru |
Allah berfirman,
قُلِ
انظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَمَا
تُغْنِي الْآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ ﴿١٠١﴾
”Katakanlah, ‘Perhatikanlah
apa yang ada di langit dan di bumi! Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran
Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman’” (QS. Yunus [10]:101)
Apa semua bukti-bukti ini masih membuat kita ragu dan masih merasa sombong dengan apa yang kita punyai sekarang? Sungguh kita ini—para anak Adam, tidak ada apa-apanya. Allahuakbar!
0 comments:
Post a Comment
Thanks for your comments...