Dari kisah dibawah, kita dapat mempelajari kelalaian sang Singa yang menyebabkan kejatuhannya karena melanggar aturan Tuhan. Seharusnya, seekor singa apapun yang terjadi harus selalu berburu. Ketika ia tidak berburu dan lebih memilih untuk bergantung pada binatang lain, saat itulah ia sedang menggiring dirinya sendiri menuju kehancuran. Yang lebih memalukan, kehancuran singa diciptakan oleh kelinci—binatang yang seharusnya menjadi santapannya.
Hikmahnya untuk manusia adalah kita harus menyadari bahwa kehidupan duniawi hanyalah sarana bagi kita untuk menjadi seperti singa—berjuang keras dalam menaklukkan hidup. Jangan sampai justru kehidupan yang mendatang kita. Jka hidup sudah mampu meninabobokkan kita, maka nasib manusia tidak ubahnya denga singa yang ditaklukkan kelinci tadi. Kita akan diperbudak oleh dunia. Sebagaimana telah dijanjikan Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 30 bahwa Allah akan memposisikan diri kita (manusia) sebagai pemimpin, bukan justru sebaliknya, membuat dunia memimpin tubuh, jiwa, dan ruh kita.
Dengan menyadari perlawanan di dunia tidak boleh berhenti, yang dijadikan patokan oleh kita adalah Al-Qur'an, Hadits, dan kekuatan keimanan kita. Pertanyaannya, adakah ayat Al-Qur'an atau Hadits yang menjelaskan kita mesti bersenang-senang di dunia? Jelas tidak ada, yang ada justru peringatan keras dari Allah bahwa dunia hanyalah permainan dan senda gurau belaka yang bisa membimbing kita untuk melalaikan kehidupan akhirat kelak. (Surat Muhammad ayat 36)
Ingatlah sabda Rasulullah SAW, "Dunia dan segala isinya ini terkutuk kecuali mengingat Allah dan hal-hal yang memudahkan orang untuk mengingat Allah." dan,"Perlakukanlah dunia ini seperti engkau adalah pengendara kuda yang berteduh sejenak di sebuah pohon rindang, lalu pergi dari pohon tersebut." Jika kita ditugaskan untuk menjauhi dunia dan ditugaskan untuk menderita, jangan berusaha untuk melarikan diri dari tugas tersebut. Karena ketika kita lari, kita akan masuk ke perangkap kenistaan duniawi.
0 comments:
Post a Comment
Thanks for your comments...