Hati tak sanggup berkata
Mulut tak kian mengecap
Hanya ada kabut dalam jiwa
Tanpa sepercikpun lentera
Ungu di dirimu
Ungu di diriku
Hanya tenggelam dalam kekuningan
Dan diselimuti keabu-abuan
Pada perantauan malam
Sebuah Dzat menurunkan hidayah
Menyalakan lampu hijau
Yang tinggal diikuti
Merah hati dan jiwa
Menapaklah meruntut kobaran api kuning
Dalam palung hati
Cahaya terbersit seterang putih
Luka, goresan, keringat, dahaga
Yaitu saksi dari sebuah keorangean rasa
Cukup disini dan menunggu
Biarkan aliran biru membasahiku
Waktu semakin menggerus
Kala sang Mentari menapak
Keabu-abuan itu sirna
Dan semuanya... putih...
Mulut tak kian mengecap
Hanya ada kabut dalam jiwa
Tanpa sepercikpun lentera
Ungu di dirimu
Ungu di diriku
Hanya tenggelam dalam kekuningan
Dan diselimuti keabu-abuan
Pada perantauan malam
Sebuah Dzat menurunkan hidayah
Menyalakan lampu hijau
Yang tinggal diikuti
Merah hati dan jiwa
Menapaklah meruntut kobaran api kuning
Dalam palung hati
Cahaya terbersit seterang putih
Luka, goresan, keringat, dahaga
Yaitu saksi dari sebuah keorangean rasa
Cukup disini dan menunggu
Biarkan aliran biru membasahiku
Waktu semakin menggerus
Kala sang Mentari menapak
Keabu-abuan itu sirna
Dan semuanya... putih...
1 comments:
amin ya Robbal 'alamin :))
adekku pinter nggae puisi rek :p
Post a Comment
Thanks for your comments...