Akbar's Scratch

Hakikat (intisari) Al-Qur'an itu adalah Nur Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara. Dengan Nur itulah Rasulullah memperoleh ilmu dari Allah. Ketika kita sampai ke hadirat-Nya, berma'rifat (keadaan dimana paling dekat dengan Allah), berjumpa dengan para Malaikat, Rasulullah, dan Allah maka terbukalah mata hati kita. Rasulullah pernah bersabda : "Sebagian ilmu itu seperti perhiasan indah dan tersimpan yang tidak ada seorangpun mengetahui kecuali para Aulia Allah. Ketika mereka menerangkannya maka tidak ada yang mengingkari kecuali orang lupa (tidak berzikir kepada Allah)" (H.R. Abu Abdir Rahman As-Salamy). Ilmu yang dimaksudkan adalah Thariqat, yang di dalamnya terdapat amalan-amalan tingkat tinggi yang langsung terhubung dengan Allah. 

Ditamsilkan cerita Nabi Musa dan Nabi Khidir yang membangun rumah anak yatim piatu untuk menjaga harta berupa emas yang tersimpan di dalam rumah, yang apabila rumah tersebut dibiarkan ambruk maka emasnya akan dicuri oleh perampok. Harta itu adalah ilmu Hakikat dan Makrifatnya sedangkan rumah itu adalah ilmu Syariatnya.

"Ada dua ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan ke semua manusia yaitu ilmu 'Hai'atil Maknun'. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya mereka memotong leherku (mereka menghalalkan darahku)" (H.R. Thabrani). Ilmu Thariqat itu rahasia, bahkan sahabat nabi saja tidak diizinkan untuk menyampaikan secara umum, karena ilmu itu diturunkan / diajarkan harus mendapat izin Rasulullah. Dari Rasulullah izin itu diteruskan ke Khalifahnya (muridnya) lalu ke para Aulia Allah sampai sekarang. Pada intinya, ilmu Thariqat itu merupakan intisari dari ilmu Syariat. Jika ingin mengerti ilmu Thariqat, Hakikat, dan Ma'rifat, berbai'at (berjanji setia) dahulu dengan Mursyid (Khalifah) yang diberi izin dengan taslim (atas namaNya), tafwid (penuh kepercayaan), dan ridha (penuh keikhlasan) oleh Rasulullah.